Home »
Artikel
» ilmuwan Berhasil Menemukan Letak Terompet Malaikat Isrofil
Sekitar
tahun 2005 silam sekelompok ilmuwan yang dipimpin oleh Prof. Frank
Steiner dari Universitas Ulm, Jerman melakukan observasi terhadap alam
semesta untuk menemukan bentuk sebenarnya dari alam semesta raya ini
sebab prediksi yang umum selama ini mengatakan bahwa alam semesta
berbentuk bulat bundar atau prediksi lain menyebutkan bentuknya datar
saja.
Dengan menggunakan sebuah peralatan canggih milik NASA
yang bernama “Wilkinson Microwave Anisotropy Prob” (WMAP), mereka
mendapatkan sebuah kesimpulan yang sangat mencengangkan karena menurut
hasil penelitian tersebut alam semesta ini ternyata berbentuk seperti
terompet..!!
Di mana pada bagian ujung belakang wilayah
“terompet” alam semesta itu merupakan alam semesta yang tidak bisa
diamati (unobservable), sedang bagian depan, di mana bumi dan seluruh
sistem tata surya berada merupakan alam semesta yang masih mungkin untuk
diamati (observable)
Beginilah bentuk cosmos jagat raya yang
ditemukan oleh saintis, berbentuk terompet. Semakin kearah ujung
"terompet" (sebelah kanan) maka semakin banyak galaksi dan bisa diamati.
Bentuk Alam Semesta
Di dalam kitab Tanbihul Ghofilin Jilid 1 hal. 60 ada sebuah hadits
panjang yang menceritakan tentang kejadian kiamat yang pada bagian
awalnya sangat menarik untuk dicermati.
Abu Hurairah ra berkata :
Rasulullah saw bersabda :“Ketika Allah telah selesai menjadikan langit
dan bumi, Allah menjadikan sangkakala (terompet) dan diserahkan kepada
malaikat Isrofil, kemudian ia letakkan dimulutnya sambil melihat ke Arsy
(Singgasana kekuasaan) menantikan bilakah ia diperintah”.
Saya bertanya : “Ya Rasulullah apakah sangkakala itu?”
Jawab Rasulullah : “Bagaikan tanduk dari cahaya.”
Saya tanya : “Bagaimana besarnya?”
Jawab Rasulullah : “Sangat besar bulatannya, demi Allah yang mengutusku
sebagai Nabi, besar bulatannya itu seluas langit dan bumi, dan akan
ditiup hingga tiga kali.
Tiupan pertama : Nafkhatul faza’ (untuk menakutkan).
Tiupan kedua : Nafkhatus sa’aq (untuk mematikan).
Tiupan ketiga: Nafkhatul ba’ats (untuk menghidupkan kembali atau membangkitkan).”
Dalam hadits di atas disebutkan bahwa sangkakala atau terompet malaikat
Isrofil itu bentuknya seperti tanduk dan terbuat dari cahaya.
Ukuran bulatannya seluas langit dan bumi. Bentuknya laksana tanduk
mengingatkan kita pada terompet orang–orang jaman dahulu yang terbuat
dari tanduk.
Akhir dari pangkal "terompet" (sebelah kiri) di
alam semesta ini tidak terbatas panjangnya dan sangat sempit. Hal ini
membuat para saintis semakin tidak bisa mengamati dan menyelidikinya.
Kalimat seluas langit dan bumi dapat dipahami sebagai ukuran yang
meliputi/mencakup seluruh wilayah langit (sebagai lambang alam tak
nyata/ghoib) dan bumi (sebagai lambang alam nyata/syahadah).
Atau dengan kata lain, bulatan terompet malaikat Isrofil itu melingkar membentang dari alam nyata hingga alam ghoib.
Jika keshohihan hadits di atas bisa dibuktikan dan data yang diperoleh
lewat WMAP akurat dan bisa dipertanggungjawabkan maka bisa dipastikan
bahwa kita ini bagaikan rama-rama (kupu-kupu) yang hidup di
tengah-tengah kaldera gunung berapi paling aktif yang siap meletus kapan
saja.
Satu lagi contoh dari banyaknya bukti tentang kebenaran
Kitab Suci akhirnya terkuak. Contohnya seperti dalam Al-Qur’an yang
menyebutkan bahwa janin berkembang dengan tiga fase, yang akhirnya
menjadi patokan bidang kedokteran di seluruh dunia.
Juga, bahwa
matahari dan semua benda langit bergerak tanpa kecuali yang pada masa
dahulu disangkal oleh para ilmuwan ternyata juga ada di dalam Al-Qur’an
dan masih banyak kebenaran lainnya yang manusia belum dapat menguaknya.
Perlu diketahui pula bahwa Nabi Muhammad bukanlah seorang saintis
apalagi seorang astronomis, namun itu semua sudah ada di kitab yang
berusia lebih dari 1.400 tahun yang lalu.
Bukti yang tadinya
untuk akal manusia saja masih merupakan misteri. Kenapa dan apa yang
dimaksud dengan terompet (sangkakala) malaikat Isrofil itu?
Dan Allah telah mengabarkan kedahsyatan terompet malaikat Isrofil itu dalam surah An Naml ayat 87 :
“Dan pada hari ketika terompet di tiup, maka terkejutlah semua yang di
langit dan semua yang di bumi kecuali mereka yang di kehendaki Allah.
Dan mereka semua datang menghadapNya dengan merendahkan diri.” (An Naml
87)
Makhluk langit saja bisa terkejut apalagi makhluk bumi yang
notabene jauh lebih lemah dan lebih kecil. Pada sambungan hadits di
atas ada sedikit preview tentang seperti apa keterkejutan dan ketakutan
makhluk bumi kelak.
“Pada saat tergoncangnya bumi, manusia
bagaikan orang mabuk sehingga ibu yang mengandung gugur kandungannya,
yang menyusui lupa pada bayinya, anak-anak jadi beruban dan setan-setan
berlarian.”
Ada sebuah pertanyaan yang menggelitik, jika
terompetnya saja sebesar itu, bagaimana dengan peniupnya dan bagaimana
pula Sang Pencipta keduanya?
Maha Besar dan Maha Benar Allah SWT dengan segala firmanNya.
Sumber : http://forum.viva.co.id
0 komentar:
Post a Comment